Usianya masih sangat belia. Baru memasuki 16 tahun. Namanya, Diaz Kusumawardani. Di usia remaja ini, dia mewakili Indonesia dalam cabang menembak pada Olimpiade 2012, yang diselenggarakan di London, 27 Juli-12 Agustus nanti.
“Perasaanku begitu senang menyongsong Olimpiade pertama bagiku ini,” kata Diaz seusai acara pengukuhan di Museum Nasional Jakarta, sebelum keberangkatannya ke London pekan lalu.
Lahir dari keluarga tentara, menembak tentu bukan sesuatu yang aneh baginya. Latar belakang itu pulalah yang mungkin membuatnya tumbuh menjadi atlet menembak. Putri dari pasangan Eddy Harrianto dan Letnan Kolonel Tresna Kusumawati ini akan beradu ketepatan menembak nomor air riffle match putrid. Untuk itu ia sudah berlatih keras dan mempersiapkan diri menuju olimpiade.
“Bukan hanya mengasah kemampuan menembak saja, fisik juga dikencangkan,” katanya.
Siswi kelas III SMAN Sidoarjo itu, sebelumnya belum pernah memiliki prestasi dalam kejuaraan menembak di Pekan Olahraga Nasional atau SEA Games. Namun, bukan berarti ia minder untuk belaga di kejuaraan internasional yang diikuti oleh lebih dari 200 negara tersebut. Malah ia memiliki target masuk sepuluh besar di nomor yang diikutinya.
Diaz menjadi perhatian, setelah membukukan catatan terbaik pada seleksi praolimpiade di Daha, Qatar, Januari lalu. Ketika itu, dia berhasil meraih 388 poin. Melihat poin lawan-lawannya sudah di angka 400, dia semakin terpacu untuk terus meningkatkan poin. Meskipun diakuinya untuk mencapai poin 390 saja tidak gampang. Tapi, dara yang baru 2 tahun serius di dunia tembak-menembak itu berjanji tetap akan melakukan yang terbaik.

“Saya akan berusaha sebaik mungin. Ini pengalaman berharga buat saya,” tutur Diaz.
Sementara itu, pelatihnya, Maolan, mengatakan bahwa keikutsertaan Diaz lebih merupakan strategi jangkapanjang.

“Dia baru 16 tahun, jadi kita melihat sebagai investasi karena cabang menembak ini tidak perlu fisik yang tinggi dan besar, jadi ada peluang untuk berprestasi,” tutur Maolan.
Tetap Berusaha Puasa
Olimpiade London 2012 yang bertepatan dengan bulan suci Ramadhan 1433 H, tidak membuat Diaz berhalangan untuk menjalankan ibadah puasa. Menurutnya, puasa itu kewajiban, jadi tidak ada alasan untuk meninggalkan ibadah tersebut.

Namun, remaja asal Jawa Timur itu akan mempertimbangkan lagi menjalankan ibadah puasa atau tidak. Tergantung padatnya jadwal latihan dan perlombaan nanti. Untungnya, tidak ada tekanan dari pelatih ataupun orang tua untuk menjalankan ibadah puasa. Dia diberi kebebasan untuk mengatur dan menentukan sendiri.